"Orang pintar ialah sesiapa yang memuliakan dirinya serta membuat persediaan untuk kehidupan selepas mati, sementara orang bodoh ialah sesiapa yang membiarkan dirinya mengikut hawa nafsu tetapi mengharapkan cita-citanya dikabulkan oleh Allah."
(Riwayat At-Tirmidzi)
Kematian pasti dihadapi oleh setiap orang sebagaimana firman Allah yang bermaksud:
"Setiap yang bernyawa pasti akan mati." (Al-Anbia': 34).
Oleh itu petanda bagi orang yang sentiasa mengingati mati ia sentiasa memperbanyakkan amal perbuatan yang baik sepanjang hidupnya.
Larangan Meminta-minta Mati
Rasulullah SAW bersabda yang maksudnya:
" Jangan sesekali seseorang daripada kamu bercita-cita hendak mati kerana sesuatu bencana yang menimpanya; kalau keadaan mendesaknya meminta mati, maka hendaklah ia memohon dengan berkata : Ya Tuhanku, hidupkanlah daku selagi hidup itu lebih baik bagiku, dan matikanlah daku apabila mati itu lebih baik bagiku."
(Riwayat Bukhari dan Muslim)
Seorang mukmin dilarang keras meminta mati kerana bosan dan tidak
tahan menanggung sesuatu bencana yang menimpanya; sebaliknya dia
mestilah menyifatkan bala bencana yang menimpanya itu sebagai ujian dan
menerimanya dengan redha.
Sesungguhnya segala dugaan itu adalah kaffarah (penghapus) dosa
dan kesalahan orang yang ditimpa bencana tersebut . Oleh itu Allah
menyeru kita agar menghadapinya dengan sabar dan akan ditulis pahala
amal baik sebagai ganjarannya.
Allah SWT adalah bersifat dengan Maha Pengasih dan Penyayang,
Dia tidak akan membiarkan hamba-Nya berada di dalam kesusahan selagi
hamba-Nya itu ingat dan berserah diri serta bertawakal kepada-Nya dalam
segala keadaan.
كَيۡفَ تَكۡفُرُونَ بِٱللَّهِ وَڪُنتُمۡ أَمۡوَٲتً۬ا فَأَحۡيَـٰڪُمۡۖ ثُمَّ يُمِيتُكُمۡ ثُمَّ يُحۡيِيكُمۡ ثُمَّ إِلَيۡهِ تُرۡجَعُونَ
"Bagaimana kamu tergamak kufur (mengingkari) Allah padahal kamu dahulunya mati (belum lahir), kemudian Dia menghidupkan kamu; setelah itu Dia mematikan kamu, kemudian Dia menghidupkan kamu pula (pada hari akhirat kelak); akhirnya kamu dikembalikan kepadaNya (untuk diberi balasan bagi segala yang kamu kerjakan)"
(Surah Al-Baqarah 2: Ayat ke 28)
Ada beberapa cara yang Rasullullah SAW ajarkan untuk selalu zikrul maut (ingat akan mati) ini:
- Perintah memperbanyak mengingati mati :
"Perbanyaklah mengingat-ingat sesuatu yang melenyapkan dan menjadikannya segala macam kelazatan (kematian)."
( Riwayat At-Turmidzi ) - Mengingati kematian dapat melebur dosa dan zuhud :
"Perbanyaklah mengingati kematian, sebab yang demikian itu akan menghapus dosa dan menyebabkan timbulnya kezuhudan di dunia." ( Riwayat Ibnu Abiddunya ) - Kematian sebagai penasihat pada diri sendiri :
"Cukuplah kematian itu sebagai penasihat." ( Riwayat At-Thabrani dan Baihaqi ) - Orang cerdik ialah orang yang banyak mengingati mati :
"Secerdik-cerdik manusia ialah yang terbanyak ingatannya kepada kematian serta yang terbanyak persiapannya uantuk menghadapi kematian itu. Mereka itulah orang-orang yang benar-benar cerdik dan mereka akan pergi ke alam baka dengan membawa kemuliaan dunia dan akhirat." ( Riwayat Ibnu Majah dan Abiddunya )
- Menyaksikan orang yang sedang sakaratul maut. Betapa dasyatnya dan
menakutkan lebih-lebih kalau berdosa. Keadaan sakaratul maut ini
digambarkan oleh Rasullullah SAW dalam hadisnya yang bermaksud :
"Sakitnya sakaratul maut itu kira-kira tiga ratus sakitnya pukulan pedang."
( Riwayat Abiddunya ).
Sesungguhnya Nabi SAW mempunyai segelas air ketika hendak meninggal dunia. Baginda memasukkan tangannya ke dalam air, kemudian menghusap wajahnya dengan air itu dan berkata :
"Ya Allah, semoga Tuhan mempermudah kepada saya terhadap sakaratul maut ini."
( Riwayat Bukhari dan Muslim ) - Mengunjungi orang sakit, sebab hujung dari penyakit ini tidak lain adalah kematian. Dari itu kita selalu waspada dan berhati-hati.
- Melakukan ziarah kubur, sebagaimana sabda Rasullullah SAW:
"Lakukanlah ziarah kubur kerana ia mengingatkan mati." ( Riwayat Muslim ) - Merasakan diri selalu diawasi Allah SWT dimana saja kita
berada. Oleh dengan demikian sentiasalah beramal yang baik. Rasullullah
sSAW bersabda :
"Seutama-utama iman seseorang itu ialah bahawa ia mengetahui dengan sungguh bahawa Allah SWT itu ada bersama dengannya di manapun ia berada." ( Riwayat 'Ubadah bin Shamit ) - Sedarilah bahawa perasaan kita sering disaksikan oleh
anggota badan kita sendiri, yakni oleh lidah, tangan, kaki, kulit,
telinga, mata dan hati. Hal ini difahamkan Allah SWT dalam Al-Qur'an yang
bermaksud :
"Pada hari (ketika) lidah tangan dan kaki mereka menyaksikan atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan."
( An-Nur: 24 ) - Begitu pula agar disedari bahawa perasaan kita selalu
disaksikan. Dilihat dan diikuti oleh siang dan malam bumi tempat kita
berpijak, langit serta malaikat Raqib dan Atib dan malaikat-malaikat
lainnya. Allah SWT berfirman :
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan hatinya. Dan Kami lebih dekat kepadanya dari urat nadi lehernya sendiri. Ketika dua malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain di sebelah kiri, tiada sesuatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir." ( Qaf: 16-18 )
"Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran dimuka dan dibelakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah SWT." ( Ar-Ra'd: 11). (Malaikat ini disebut malaikat Hafazhad)
No comments:
Post a Comment